Kelenjar endokrin

Kelenjar endokrin adalah kelenjar tanpa saluran yang produknya berupa hormon, yang diedarkan ke organ lain melalui aliran darah.
Kelenjar endokrin dalam tubuh terdiri dari:
  1. Hipotalamus
    Terletak di di bawah thalamus, tepat di atas batang otak.
    Melepaskan sejumlah hormon yang merangsang hipofisa; beberapa diantaranya memicu pele mpasan (releasing factor) hormon hipofisa dan yang lainnya menekan pelepasan (inhibiting factor) hormon hipofisa.
    Hormon yang dihasilkan antara lain adalah:
    1. Growth hormone releasing factor (GRF): merangsang sekresi STH
    2. Growth hormone inhibiting factor (GIF): menghambat sekresi STH
    3. Thyrotrophic releasing factor (TRF): merangsang sekresi TSH
    4. Thyrotrophic inhibiting factor (TIF): menghambat sekresi TSH
    5. Corticotrophin releasing factor (CRF): merangsang sekresi ACTH
    6. Corticotrophin inhibiting factor (CIF): menghambat sekresi ACTH
    7. Gonadotrophic releasing factor (GnRF): merangsang sekresi FSH dan LH
    8. Gonadotrophic inhibiting factor (GnIF): menghambat sekresi FSH dan LH
    9. Parathyroid releasing factor (PTRF): merangsang sekresi PTH
    10. Parathyroid inhibiting factor (PTIF): menghambat sekresi PTH
    11. Prolaktin releasing factor (PRF): merangsang sekresi prolaktin
    12. Prolaktin inhibiting factor (PIF): menghambat sekresi prolaktin
    13. Melanocyte releasing factor (MRF): merangsang sekresi MSH
    14. Melanocyte inhibiting factor (MIF): menghambat sekresi MSH
  2. Kelenjar Hipofisis (kelenjar pituari, master gland)
    Terletak di bagian dasar otak besar, persis di bawah hipotalamus.
    Terdiri dari tiga bagian (lobus), yaitu anterior, tengah dan posterior.
    1. Hipofisis anterior
      Diatur oleh dua kelompok hormon yaitu faktor pelepas (releasing factor) yang disekresi hipotalamus.
      Hormon yang dihasilkan berfungsi mengatur kelenjar endokrin lainnya, oleh karena itu disebut master gland. Yaitu:
      1. Somatotrophic hormone (STH): disebut juga hormone pertumbuhan (growth hormone (GH)) karena bertugas mengendalikan atau merangsang pertumbuhan rangka dan tubuh secara keseluruhan.
      2. Thyroid stimulating hormone (TSH): mengendalikan sekresi hormon tiroksin oleh kelenjar tiroid.
      3. Adrenocorticotrophic hormone (ACTH): merangsang korteks kelenjar adrenal untuk menyekresi hormon glukokortikoid.
      4. Follicle stimulating hormone (FSH):
        1. Pada perempuan: merangsang pertumbuhan dan perkembangan dalam folikel dalam ovarium. Bersama LH merangsang sekresi estrogen oleh sel telur dan merangsang pematangan sel telur di dalamnya.
        2. Pada laki-laki berperan mengatur perkembangan testis dan merangsang proses spermatogenesis di dalamnya.
      5. Luteinising hormone (LH):
        1. Pada perempuan mempengaruhi terjadinya ovulasi dan membentuk korpus luteum dari folikel dalam ovarium, lalu merangsang korpus luteum untuk menyekresi hormom progesterone. Pada perempuan produksi LH meningkat bila FSH menurun.
        2. Pada laki-laki disebut juga ICHS (interstitial cell stimulating hormone) bertugas merangsang sel interstitial (sel Leydig) dalam testis untuk menyekresi hormon testosterone.
      6. Prolaktin (hormon laktogenik, leteutrophic hormone (LTH)): merangsang air susu setelah melahirkan, sekresinya dirangsang secara reflex melalui penyusuan atau pengisapan putting. Juga berfungsi memelihara korpus luteum.
    2. Hipofisis Intermediet (tengah)
      Menghasilkan melanocyte stimulating hormone (MSH) yang sasarannya adalah sel melanosit yang mengandung pigmen hitam melanin. Pada keadaan hamil, peningkatan sekresi MSH menyebabkan warna kulit menjadi sedikit lebih gelap.
    3. Hipofisis Posterior
      Memiliki hubungan saraf langsung dengan hipotalamus, menghasilkan:
      1. Oksitoksin, berperan:
        1. Merangsang kontraksi uterus saat melahirkan sehingga membantu pengeluaran janin
        2. Merangsang kontraksi uterus sehingga membantu pengangkutan sperma ke saluran telur
        3. Merangsang sel mioepitel pada kelenjar susu untuk berkontraksi dan mendorong keluarnya air susu
        4. Berperan dalam pelepasan prolaktin
      2. Antidiuretic hormone (ADH) disebut juga vasopressin, berfungsi:
        1. Menyebabkan kontraksi dinding pembuluh darah sehingga meningkatkan tekanan darah di dalamnya
        2. Mengatur pelepasan air dari ginjal dengan membantu reabsopsi air dari tubulus distal nefron
        Sekresinya dirangsang oleh meningkatnya tekanan osmosis darah akibat dehidrasi.
        Kekurangan ADH menyebabkan diabetes insipidus (keluarnya urine secara berlebihan).
  3. Kelenjar Epifisis (Badan Pineal)
    Terletak di bagian dorsal otak tengah.
    Hormon yang dihasilkan belum diketahui secara pasti.
  4. Kelenjar Tiroid (kelenjar gondok)
    Terletak di bagian leher, tepatnya di kanan kiri trakea, di dekat laring.
    Terdiri dari dua lobus, menghasilkan:
    1. Hormon tiroksin (berasal dari asam amino tirosin dan yodium) yang bertugas meningkatkan laju metabolisme jaringan (metabolisme basal) dan laju metabolisme glukosa.
    2. Hormon kalsitonin yang menurunkan kadar kalsium dalam darah ketika kadarnya terlalu tinggi.
  5. Kelenjar Paratiroid
    Disebut kelenjar anak gondok karena letaknya menempel pada permukaan belakang kelenjar gondok (tiroid).
    Menghasilkan parathyroid hormone (PTH) yang berfungsi:
    1. Memobilisasi ion kalsium dari rangka
    2. Merangsang absorpsi ion fosfor dan kalsium dari saluran pencernaan
    3. Menyebabkan ginjal mengekresi fosfor saat menahan kalsium melalui reabsorpsi
    Kekurangan PTH menyebabkan tetani yang ditandai dengan gejala kejang, suhu tubuh naik, gelisah, insomnia dan kesemutan.
    Kelebihan PTH menyebabkan osteitis fibrosa atau penyakit von Recklinghausen (kerapuhan tulang akibat pengambilan fosfor dan kalsium) serta diuresis (peningkatan pengeluaran urine) akibat peningkatan ekskresi fosfor dan kalsium dalam urine.
  6. Kelenjar Timus
    Terletak di belakang tulang dada anak-anak hingga pubertas, setelahnya kelenjar ini mengecil dan tidak ditemukan lagi.
    Selama masih aktif, kelenjar ini menghasilkan sel darah putih yang disebut T-lymphocyte, yang akan menetap dalam tubuh dan memiliki memory (ingatan) terhadap sel asing yang pernah masuk dalam tubuh, termasuk sel abnormal (kanker).
  7. Kelenjar Adrenal
    Terletak di atas setiap ginjal, oleh karena itu disebut kelenjar anak ginjal.
    Terdiri dari dua bagian, yaitu tengah (medulla) dan luar (korteks).
    1. Medula Adrenal, menyekresi:
      1. Adrenalin (Epinefrin): disekresikan sebagai tanggapan terhadap stress, berperan:
        1. Meningkatkan kadar gula darah dengan mengubah glikogen dalam hati menjadi glukosa
        2. Menambah jumlah udara yang dihirup dengan melebarkan bronkiolus dan menurunkan diafragma
        3. Meningkatkan tekanan darah dengan meningkatkan laju dan kekuatan detak jantung
        4. Menghambat gerak persitaltik dengan menyempitkan arteriola darah saluran pencernaan dan organ saluran reproduksi
        5. Menyempitkan arteri di kulit sehingga aliran darah ke kulit lebih sedikit (kulit menjadi pucat)
        6. Menegakkan rambut di kulit dengan meningkatkan kontraksi otot rambut
        7. Meningkatkan kepekaan dan kecepatan tanggapan dengan meningkatkan kesadaran mental
        8. Mengubah cadangan lemak menjadi asam lemak sehingga tersedia bagi kontraksi otot
      2. Noradrenalin (Norepinefrin): prinsip kerjanya berlawanan dengan adrenalin, tapi tujuannya sama-sama untuk menstabilkan kadar gula darah
    2. Korteks Adrenal, menyekresikan hormon steroid yang disebut kortikoid (dibentuk dari kolesterol), kerjanya lambat dan efek/pengaruhnya lama. Dikelompokkan menjadi:
      1. Glukokortikoid (meliputi kortisol dan kortikosteron) berhubungan dengan metabolisme glukosa dan dibentuk saat cemas, gelisah, demam, atau sakit. Mempengaruhi metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.
      2. Mineralokortikoid (meliputi aldosteron) berhubungan dengan retensi (penyimpanan) air melalui pengaturan distribusi ion anorganik. Selain itu meningkatkan reabsorpsi ion natrium dan klorida oleh tubulus ginjal serta mengatur konsentrasi ion natrium dan kalium.
      Selain itu, juga menyekresi hormon kelamin laki-laki (androgen) yang mengatur pertumbuhan perilaku seksual. Kerusakan korteks adrenal menyebabkan penyakit Addison yang ditandai turunnya kadar gula darah dan tekanan darah, hilangnya nafsu makan serta kelelahan.
  8. Kelenjar Pankreas (Pulau-pulau Langerhans)
    Terletak di pankreas.
    Pulau-pulau Langerhans adalah kelompok kecil sel penghasil hormon dalam pankreas, yaitu sel alfa (hormon glukagon) dan sel beta (hormon insulin) yang berperan mengatur kadar gula darah namun kerjanya antagonis.
    1. Glukagon: disekresikan sebagai tanggapan turunnya kadar gula darah. Glukagon menyebabkan sel hati mengubah glikogen menjadi glukosa (glikogenolisis) dan meningkatkan mobilisasi asam lemak dari jaringan adiposa.
    2. Insulin: disekresikan jika kadar gula darah meningkat. Insulin menstimulasi sel hati mengambil glukosa dari darah dan menyimpannya sebagai glikogen. Selain itu insulin juga meningkatkan penyerapan glukosa di seluruh sel, mendorong pengubahan karbohidrat menjadi lemak dan memperlambat pengubahan protein menjadi karbohidrat.
  1. Kelenjar Kelamin (Gonad)
    1. Ovarium (Wanita)
      Terletak di sebelah kiri dan kanan rahim (uterus).
      Selain menghasilkan sel telur, ovarium juga menghasilkan dua hormon:
      1. Estrogen: dihasilkan oleh folikel de Graaf, berperan merangsang tanda pertumbuhan sekunder perempuan dalam masa pubertas. Sekresinya dirangsang oleh LH dan FSH.
      2. Progesteron: berfungsi menyiapkan dinding uterus (endometrium) untuk pertumbuhan embrio dengan mempertebalnya dan meningkatkan suplai darah, selain itu berfungsi menghambat perkembangan folikel baru. Dihasilkan oleh korpus luteum dan sekresinya dirangsang oleh LH.
    2. Testis (Pria)
      Selain menghasilkan spermatozoa, testis juga menghasilkan hormon testosteron. Testosteron dibentuk oleh sel interstitial testis (sel Leydig), dirangsang oleh LH dan disintesis dari kolesterol yang berasal dari darah yang menyuplai testis. Bertanggung jawab terhadap perkembangan tanda kelamin sekunder laki-laki dan bersama FSH mengatur pembentukan sperma.
  2. Embrio
    Sel embrio terletak di rahim (uterus).
    Lapisan terluar sel embrio akan menyekresikan hormon human chorionic gonadotrophin (HCG) yang fungsi utamanya mempertahankan korpus luteum untuk menyekresi estrogen dan progesterone setidaknya 16 minggu pertama masa kehamilan. Hormon HCG sering digunakan untuk mendeteksi kehamilan pada tahap awal.
  3. Plasenta
    Adalah cakram yang melekat pada dinding uterus (endometrium) dan embrio melalui tali pusat.
    Menghasilkan hormon yang berperan dalam proses kelahiran, yaitu:
    1. Prostaglandin: berperan meningkatkan kekuatan dan frekuensi kontraksi uterus.
    2. Relaksin: berperan melebarkan serviks secara bertahap hingga memungkinkannya dilewati kepala bayi.
  4. Saluran Pencernaan
    1. Kelenjar lambung: menghasilkan hormon gastrin sebagai tanggapan dari sentuhan makanan ke dinding lambung. Hormon ini menyebabkan dinding usus menghasilkan getah lambung.
    2. Kelenjar usus: menghasilkan hormon sekritin sebagai tanggapan dari sentuhan kim (bubur makanan hasil pencernaan di lambung) yang menyentuh dinding usus. Hormon ini menyebabkan usus menghasilkan hormon yang merangsang kerja kelenjar atau organ lain yang berhubungan dengan pencernaan, seperti pankreosimin (merangsang kerja pankreas), hepatokrinin (merangsang kerja hati), kolesostkinin (merangsang kerja kantung empedu) dan enterokrinin (merangsang kerja usus).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar